Wednesday, June 1, 2016

BENTUK AKIBAT PUKULAN GURU



BENTUK AKIBAT PUKULAN GURU

https://www.google.co.id/search?q=membentuk+karakter+anak+didik&biw=1366&bih=641&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiV553T-IbNAhULto8KHfXiCzcQ_AUIBygC&dpr=1#imgrc=SKiU-QQhDvvXiM%3A

Pada hakikatnya pendididkan karakter merupakan suatu sistem yang berupaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Dalam pelaksanaan karakter di sekolah, semua komponen sekolah harus dilibatkan, termasuk kompenen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, atau kegiatan kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan.
                                    
Dalam pendidikan karakter ini, segala sesuatu yang dilakukan guru harus mampu mempengaruhi karakter peserta didik sebagai pembentuk watak peserta didik, guru harus menunjukan keteladanan. Segala hal tentang perilaku guru hendaknya menjadi contoh peserta didik, misalnya, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, cara guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak agar menjadi manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik. (bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=86)

Pak Ahmad salah seorang guru di wilayah Kabupaten Grobogan telah memberikan teladan bahwasannya pendekatan kepada anak guna mengetahui sifat dan sikap itu lebih utama dari pada hanya sekedar memberikan materi pelajaran, karena dengan mengenal anak lebih dalam maka bagi seorang guru bisa lebih leluasa menyampakan tujuan pengajaran/pendidikan. “Guru tidak hanya memberikan perintah, tapi harus menggunakan kasih sayang pada anak...” tandas beliau. Bilamana di era sekarang cuma ada guru yang menggunakan sistem pengajaran cuma perintah/memberikan tugas kepada anak/siswa yang dimana para anak didik harus sibuk dengan tugasnya sedangkan sang guru cukup mondar-madir di kantor, maka akan jadi bumerang kepad diri guru itu sendiri.

Majulah guru-guru dan para pendidik, janganlah lemah semangat, teruslah berjuang dengan daya upaya yang dipunyai sehingga tercipta masyarakat yang mempunyai pribadi mulia, santun dan sayang pada sesama, menghormati yang lebih tua, pandai dalam bidangnya, serta membanggakan semuanya.
Di negara kita banyak orang pandai/pintar tapi hanya digunakan sebagai bahan menipu yang lain, cari keuntungan sendiri yang dalam petuah jawa “golek senenge dewe lali karo liane tanpo miker tembe mburine”.

                                                                                                                                             udamasnilam

No comments:

Post a Comment