google pict
udamasnilam.blogspot.com | Pendidikan Kita (News:20.25) - Kejadian memalukan terjadi lagi di bulan akhir bulan Juni 2016 ini setelah 19 tahun silam ada kejadian serupa. Peristiwa ini berawal dari seorang kakek Renta Kasdiman (78) warga Purwodadi yang kesehariannya sebagai penjual buah dengan dipanggul keliling gang di kota. Karena rasa sayang kepada cucunya yang menginjak pendidikan SMA dan cucu ingin punya sepeda motor, maka dalam setengah perjalanan jualan Mbah Kasdiman berhenti di depan sebuah sorum motor.
Dalam istirahatnya mbah Kasdiman memandangi motor-motor yang ada dihadapan, sesekali mendekat dan memegangnya. "Mbah, njenengan arep ngopo? ora usah dicekel-cekel mbah, yen ono opo-opo marai rugi. Motor iku barang dagangan mbah, yo opo arep tuku, opo iso njenengan (Mbah, kamu apa? jangan suka pegang-pegang mbah karena bila ada apa-apa bisa rugi. Motor itu barang jualan, apa mbah mau beli dan mampu)" terdengar suara RH seorang karyawan sorum motor tersebut. Mbah Kasdiman diam dan memandangi RH dengan tatapan sayu, lalu terucap dari mulutnya "ora nang, opo iki entuk tak gowo bali?(ndak begitu nak, apa boleh motor ini saya bawa pulang?)".
Riuh ketawa terdengar dari dalam sorum mendengar kata Mbah Kasdiman yang sambil berdiri memegangi motor Vario 125 warna hitam. Celoteh para karyawan yang menganggap mbah Kasdiman sebagai orang tua yang ngelantur. Alasan mereka memang masuk akal karena mbah Kasdiman hanya seorang penjual keliling yang jalan kaki dan memikul barang dagangannya. RH menanyakan kepada mbah Kasdiman akan niatnya untuk membawa pulang motor tersebut dengan pembayaran apa, "emangnya motor ini mau njenengan bayar dengan jeruk mbah" jelasnya sambil senyum mengejek. Lalu mbah Kasdiman menjawab "la nek gelem to nang, mengko tak wenei bonus 100 ewu kowe kabeh (kalau boleh mas, nanti kalaian semua saya kasih bonus masing-masing 100.000)". Gelak tawa semakin kencang menedengar jawaban kakek tua itu.
Akhirnya Kakek kembali duduk di depan sorum sambil memandangi kedaraan yang lalu lantang dengan sesekali minum es teh yang dibungkus di plastik.Disela istirhat itu RH keluar dan menawarkan sebuah roti guna dimanakn kakek tersebut. Roti diterima, dalam sela makan roti mbah Kasdiman bertanya kembali kepada RH akan niatnya itu, namun RH tetap tidak percaya akan niat sang kakek tua itu.
Sambil tertawawa kecil Kasdiman menawarkan kepada RH untuk membeli sisa dagangannya (jeruk), namun RH menolak karena ndak ada uang cukup. Celoteh Kasdiman lagi kepada RH namun agak menyinggung hati "awakmu tuku jeruk ku wae ora iso, opo maneh tuku motor iku nang....!!! (dirimu membeli semua jeruk saya saja tidak mampu apalagi mau membeli motor mas)".
Kasdiman lalu berdiri mengambil tas plastik (kresek) warna hitam yang ada di atas dagangan dan membawanya masuk kedalam sorum. "Harga motor yang saya pegang tadi berapa, apa ada 150 juta?" tanya kasdiman kepada karyawan sorum, sekitika tercengang para karyawan akan ucapan Kasdiman. Sambil membuka plastik tersebut Kasdiman menyuruh RH untuk mengambil semua jeruk dagangannya untuk di bagikan gratis kepada teman karyawan yang ada, dia juga menyuruh salah seorang karyawan guna menghitung uangnya dan ternyata berjumlah 173 juta rupiah. Niat Kasdiman memberikan bonuspun dilaksanakannya dengan 100.000 per orang. Akhirnya para karyawan minta maaf dan melayani mbah Kasdiman dengan baik dan sopan.
Sukses buat Kasdiman yang telah membuat orang lain mengenali kebodohan mereka dengan hanya melihat fisik luar dari seseorang.
Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. (Sncy)
Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. (Sncy)
No comments:
Post a Comment