udamasnilam.blogspot.com | Pendidikan kita (News) - Bila dibilang salah memang merupakan kesalahan yang dilakukan seorang anak kepada orang tua. Namun jika sampai memutuskan segala lini kegiatan anak adalah sebuah tindakan yang tidak bijaksana bagi sang anak.
Sebut saja Siwi yang mempunyai seorang pacar bernama Jono. Siwi dalam pendidikan memang tidak diragukan lagi akan kepandaiannya, ia sering mendapatkan nilai-nilai yang memuaskan bahkan selalu diatas kawan-kawannya. Memang dia tergolong anak pandai sejak kecil dan hal itu tidak mustahil karena Siwi termasuk kutu buku. Karena sudah menginjak dewasa dan duduk dikelas IX SMA, dalam perjalanan menuntut ilmunya Siwi sementara berpacaran dengan seorang lelaki bernama Jono.
Sebut saja Siwi yang mempunyai seorang pacar bernama Jono. Siwi dalam pendidikan memang tidak diragukan lagi akan kepandaiannya, ia sering mendapatkan nilai-nilai yang memuaskan bahkan selalu diatas kawan-kawannya. Memang dia tergolong anak pandai sejak kecil dan hal itu tidak mustahil karena Siwi termasuk kutu buku. Karena sudah menginjak dewasa dan duduk dikelas IX SMA, dalam perjalanan menuntut ilmunya Siwi sementara berpacaran dengan seorang lelaki bernama Jono.
Kejadian ini bermula pada saat lebaran yang dimana umat muslim saling silaturahmi kerumah saudara, tetangga, teman, bahkan pacar. Demikian juga buat Jono, dalam merayakan hari kemenangan itu ia datang ke rmah Siwi guna silaturahmi dan minta maaf. Entah situasi rumah bagaimana Jono kurang begitu pafam, ia berpelukan dengan Siwi sebagi pelepas rindu. Tanpa segaja perbuatannya itu terlihat oleh pihak keluarga Siwi dan sontak terjadilah kemarahan orang tua kepada Siwi.
Kejadian itu ternyata berbuntut panjang yang dimana sekarang Siwi dilarang mengikuti kegiatan apapun yang ada disekolah dan pulang harus tepat waktu. Bahkan orangtua juga sudah datang ke sekolah untuk memberikan pernyataan bahwa anaknya utnuk tidak diikutkan dalam kegiatan apapun.
Kejadian itu ternyata berbuntut panjang yang dimana sekarang Siwi dilarang mengikuti kegiatan apapun yang ada disekolah dan pulang harus tepat waktu. Bahkan orangtua juga sudah datang ke sekolah untuk memberikan pernyataan bahwa anaknya utnuk tidak diikutkan dalam kegiatan apapun.
Sungguh sebuah kebijakan namun kurang bijaksana apabila orang tua mengambil langkah demikian, kenapa? karena jika orang tua yang memutuskan semacam itu berarti secara langsung memutus tali pengetahuan anak dan parahnya lagi anak jadi tidak ada yang mau mengarahkan dan membimbing. Sebab bila sudah marah kayak demikian orang tua akan cuek kepada Siwi (memang watak orangtuanya keras), sedangkan sekolah tidak mungkin akan terus mengawasi siswanya bila sudah lepas dari sekolah. Memang butuh banyak pihak untuk menyelesaiakannya dalam pengawasan dan penanggulangan tidakan berikutnya. Sebab bila anak sudah merasa orang tua mengekang dan lingkungan tidak mendukung namun mereka sudah sama-sama suka, apa yang akan terjadi? kenekatan remaja memang sangat berbahaya.
Untuk itu, mari bersama memandang sebua kasus itu jangan terlalu ego dengan terbawa emosi karean semua itu bisa dipecahkan dan dicari jalan keluar secara baik dan bijaksana serta tidak merugikan bagi anak atau orang tua. Memang kejadian di atas bila dikatakan terlalu ya memang terlalu, namun tidak ahrus dengan cara yang begitu pula dalam penyelesaiaannya. Duduklah bersama dibicarakan dengan baik, cari pihak ketiga sebagai penengah kasus dan cari solusi yang menentramkan jiwa bersama. Khilaf bukan sesuatu yang dimaui oleh orang, jadi jang terus memfonis dengan hukuman berat kepada anak.
Bagaimana menurut pembaca? Silahkan komentar.(Sncy).
Bagaimana menurut pembaca? Silahkan komentar.(Sncy).
No comments:
Post a Comment