Saturday, June 18, 2016

Impian Atau Kenyataan Bagi Nasib TKI


udamasnilam.blogspot.com - 04:24\19-6-16 - Sebenarnya tinggal di negeri rantau bukanlah pilihan terbaik tapi terpaksa oleh keadaan, semakin sulitnya lapangan pekerjaan dan semakin mahalnya biaya hidup sehingga menekan perekonomian rakyat, memaksa saudara-saudara kita ini untuk meninggalkan tanah air. Kepergian mereka membawa berjuta impian untuk bisa memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, terlepas dari lilitan kemiskinan. Di negara orang para TKI bekerja di berbagai sektor seperti, pembantu rumah tangga, industri, pelayan, buruh bangunan dan bekerja di ladang-ladang. Walaupun banyak sudah kisah pilu para TKI di negeri orang ini tapi tidak menyurutkan langkah mereka untuk mengadu keberuntungan.

Para TKI jauh-jauh pergi ke negara lain dengan tujuan  membantu keluarga meningkatkan taraf hidup, menata masa depan yang indah. Mereka bukan saja pahlawan keluarga  tapi sekaligus sebagai pahlawan negara, mereka penyumbang devisa terbesar bagi negara. Namun walaupun sumbangsih TKI sangat besar, nasibnya tak kunjung membaik. Mereka laksana sapi perahan yang diperas disana sini. Mulai dari pembuatan paspor yang dikenakan biaya berlipat-lipat dari harga biasa, kehadiran PJTKI yang diharapkan untuk memudahkan urusan TKI ujung-ujungnya memeras juga.

Gaji yang besar akan sangat kecil bila dibandingkan pengorbanan sosial dan modal yang mereka keluarkan di awal. Pergi keluar negeri pengorbanan sosialnya sangat besar, berpisah dari keluarga jauh dari kontrol orang tua, seorang suami harus berpisah dari istri dan anak, begitu juga istri berati ada kewajiban-kewajiban yang tidak bisa ditunaikan. Anak jadi korban utama, betapa menderita jauh dari pengasuhan orang tua yang seharusnya selalu dekat dengannya. TKI yang berangkat ke luar negeri memikul beban besar karena menjadi tumpuan harapan keluarga, stigma di masyrakat yang bekerja di luar negeri pasti gajinya besar, pasti dapat bangun rumah. Inilah yang disebut dengan beban sosial, tidak sedikit TKI yang baru datang stress karena merasa impiannya kandas tidak bisa memenuhi harapan orang tua. Dari beban sosial melahirkan penyakit sosial, tidak sedikit TKW yang akhirnya mengambil jalan pintas mencari lembur tambahan sebagai PSK, hal ini memang tidak enak di dengar tapi itulah kenyataan yang ada di lapangan. TKI  banyak juga yang terlibat pergaulan bebas karena kurang pengawasan dari orang tua. Sering terjadi kasus aborsi atau kabur dari kilang karena takut ketahuan hamil, banyak juga yang terkena penyakit lesbian.
           

Untuk pemerintah negar tujuan maupun Agen sangat diuntungkan dengan kehadiran TKI. Disamping kehadiran TKI sangat menunjang pembangunan. Ada fenomena aneh yang perlu dicermati oleh semua pihak, TKI mengeluh banyak cuti karena pekerjaan kurang sehingga berimbas pada gaji mereka. Tak salah jika orang berpendapat pengiriman TKI ini sebagai trafficking, karena banyak pihak yang mengambil keuntungan dari TKI.

           

Masih banyak segudang permasalahan yang membelit TKI dan tentunya harus segera diselesaikan. Pemerintah sebaiknya segera menertibkan pihak-pihak yang berkaitan dengan TKI Mulai dari PJTKI kalau keberadaannya malah menimbulkan masalah apa tidak sebaiknya penyaluran tenaga kerja ke luar negeri langsung ditangani pemerintah saja sehingga akan memudahkan pengawasan dan penyelesaian masalah TKI. Disamping itu pemerintah pun perlu duduk bersama melakukan pendekatan kepada pemerintah tujuan TKI, sampaikan bahwa TKI adalah duta bangsa yang harus dihargai karena di belakang mereka ada pemerintah.  Dengan langkah bersama diharapkan nasib pahlawan devisa ini menjadi lebih cerah dan mereka betul-betul dapat menguntai impiannya menjadi kenyataan yang indah.
Slamet Nurcahyono 
 
 

No comments:

Post a Comment